Pages

Tuesday, 22 March 2011

Pengaruh Pengguna Dalam Menunjang Keberhasilan Perpustakaan Perguruan Tinggi




Rizki Eliani

Ilmu Perpustakaan-UNDIP

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
     Dunia perpustakaan dan kepustakawanan tidak bisa lepas dari tiga factor penndukungnya. Pertama user atau dalam UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebut pemustaka sebagai pengganti kata pengguna perpustakaan. Kedua adalah perpustakaan sendiri sebagai sosok fisik dimana didalamnya terdapat sarana dan prasarana yang dibutuhkan user perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya sedangkan yang ketiga adalah operator perpustakaan itu sendiri yang dikenal sebagai pustakawan atau pekerja perpustakaan. Ketiga factor yang telah disebut diatas, factor yang pertama merupakan factor yang menarik untuk dikaji, Mengapa, karena tanpa user perpustakaan sebuah perpustakaan perguruan tinggi yang kelewat canggih sarana dan prasaranya, megah gedungnya dan kompetennya kekmampuan sumberdaya manusianya tidak akan mempunyai nilai apa-apa. Sebuah keberhasilan manajemen perpustakaan akan selalu dinilai oleh kepuasan user perpustakaan itu sendiri. Maka sangat menarik jika makalah yang kita bahas user di perpustakaan perguruan tinggi.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi yang merupakan kesatuan integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan ini bersama-sama dengan unit kerja lainnya dan dengan peran yang berbeda-beda, bertugas membantu perguruan tingginya untuk melaksanakan program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang terlaksananya program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi atau lazim dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Mahasiswa sebagai tolak ukur keberhasilan suatu perpustakaan perguruan tinggi. Maju atau tidaknya suatu perguruan tinggi ditentukan oleh maju atau tidaknya keberadaan perpustakaan yang berada di perguruan tinggi tersebut. Jika perpustakaan perguruan tinggi itu baik, baik juga kualitas mahasiswanya, terutama dari segi minat bacanya. Bisa juga dilihat dari jumlah koleksi yang dipinjam oleh pemustaka. Jadi mahasiswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu system perpustakaan Perguruan tinggi. Pengguna (User) secara tidak langsung merupakan bagian dari system perpustakaan tersebut. Pengguna adalah orang yang menggunakan fungsi/guna dari suatu objek atau jasa tertentu. Berdasarkan disiplin ilmu perpustakaan : Karakter pengguna adalah cirri-ciri dari pengguna yang menelusuri setiap informasi di sebuah perpustakaan.
Pengguna sebagai wujud dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari pengguna. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi akan menunjukkan prilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi, pengguna akan memperlihatkan prilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa puasnya. Suatu perpustakaan dibentuk dengan tujuan utama untuk memberikan layanan atas kebutuhan informasi penggunanya. Oleh karena itulah pemahaman mengenai pengguna sangat diperlukan dalam kaitannya dengan proses interaksi yang terjadi di perpustakaan.

B. Rummusan Masalah
  1. Siapa sajakah pengguna yang ada di perpustakaan perguruan tinggi berpengaruh terhadap perpustakaan perguruan tinggi?
  2.   Bagaimana proses interaksi pengguna dan perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi
  3. Apa yang dibangun pustakawan dalam menciptakan hubungan baik dengan pengguna
  4.  Bagaimana peran perpustakaan perguruan tinggi terhadap pengguna
  5. Darimana Perpustakaan dapat mengukur tingkat kepuasan pengguna

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui subjek pengguna perpustakaan perguruan tinggi yang berpegaruh terhadap perpustakaan perguruan tinggi.
  2. Mengetahui bagaimana proses interaksi pengguna dan perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi
  3. Mengetahui apa yang dibangun pustakawan dalam menciptakan hubungan baik dengan pengguna
  4.  Mengetahui bagaimana peran perpustakaan perguruan tinggi terhadap pengguna
  5.  Mengetahui darimana Perpustakaan dapat mengukur tingkat kepuasan pengguna


BAB II
LANDASAN TEORI



1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
            Dalam buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi disebutkan bahwa, Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsur penunjang Perguruan Tinggi dalam kegiatan pendidikan , penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam rangka menunjang kegiatan Tri Darma tersebut, maka perpustakaan diberi beberapa fungsi diantaranya ; fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, rekreasi, publikasi , deposit
Dan interpretasi informasi (2004:3-4)
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah/PP No.5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institute, bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi termasuk kedalam Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institute dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
Pengabdian kepada masyarakat. (Pawit M.Yusuf 1991:102-103)

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Sulistyo Basuki (1994:52), secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:
(1)      Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup pula tenaga administrasi perguruan tinggi.
(2)Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasisws program pascasarjana dan staf pengajar.
(3)      Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
(4)      Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakaian, dan
(5)      Menyediakan jasa informasi aktif  yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri local.



3.      Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
            Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.
Menurut Pedoman umum pengelolaan koleksi Perpustakaan perguruan tinggi dapat di rinci sebagai berikut:
  1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran
  2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi
  3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan PT induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.
  4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak
  5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.(Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: PNRI. 2002. Hal. 6)

4. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Beberapa fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi diantaranya adalah :
a)      Studying Center, dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, cara belajar mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi lebih bersifat serba aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS ( Sistem Kredit Semester ). Peranan dosen dalam hal ini bukan “mengajar” mahasiswa lagi , tetapi lebih tepat “ membelajarkan” mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama bahan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang di tempuh.
b) Learning Center, artinya berfungsi sebagai pusat pembelajaran (tidak hanya belajar) maksudnya bahwa keberadaan perpustakaan di fungsikan sebagai tempat untuk mendukung proses belajar dan mengajar. (Undang-undang No 2 Tahun 1989 Ps. 35: Perpustakaan harus ada di setiap satuan pendidikan yang merupakan sumber belajar).
c) Research Center, Salah satu fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui fungsi riset diharapkan karya-karya penelitian yang dilakukan oleh civitas akademik akan semakin berkembang.
d) Information Resources Center, peranan perpustakaan, disamping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai (user). Terkadang memang tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dipenuhi, karena memang tidak ada perpustakaan yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media Internet.
e) Preservation of Knowledge center, bahwa fungsi perpustakaan juga sebagai pusat pelestari ilmu pengetahuan sebagai hasil karya dan tulisan bangsa yang disimpan baik sebagai koleksi deposit, local content atau grey literatur
f) Dissemination of Information Center, bahwa fungsi perpustakaan tidak hanya mengumpulkan, pengolah, melayankan atau melestarikan namun juga berfungsi dalam menyebarluaskan atau mempromosikan informasi.
g) Dissemination of Knowledge Center, bahwa disamping menyebarluaskan informasi perpustakaan juga berfungsi untuk menyebarluaskan pengetahuan (terutama untuk pengetahuan baru)

5. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Perguruan Tinggi
Di perpustakaan jenis apapun sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting karena merupakan ujung tombak dan ujung kekuatan proses pemberian dan penerimaan informasi dari sumber informasi dalam hal ini pengelola perpustakaan dan pemanfaat informasi atau pengguna, sekarang pemustaka.
a)      Pemustaka / Pengguna/ User
Pengguna perpustakaan dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungannya dengan kebutuhan informasi. Sulistyo Basuki (1992) memberi pengertian pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien jasa informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna sebagai bagian integral dari sistem informasi
Kalau mengacu pada pendapat di atas, maka pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah siapa saja yang berhubungan dan memerlukan perpustakaan, dalam hal ini adalah mahasiswa sebagai konsumen informasi, staf pengajar sebagai konsumen juga produsen informasi dan para pemegang keputusan atau administrator di lingkungan perguruan tinggi yang juga sebagai konsumen dan produsen informasi

b)     Tenaga Pengelola Perpustakaan / Pustakawan
            Pada UU No 43 tahun 2007 pasal 1 (8) disebutkan bahwa Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

c)      Koleksi / Bahan Pustaka
            Adapun koleksi PPT diadakan melalui seleksi yang mengacu kepada kebutuhan program-program studi yang diselenggarakan dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin efektivitas dan efisiensi layanan kepada kebutuhan sivitas akademika. Oleh karena itu pengadaan koleksi senantiasa disesuaikan dengan tujuan yaitu menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga pengadaan koleksi tidak hanya disajikan untuk kepentingan civitas academica saja melainkan juga untuk masyarakat luas yang memerlukannya.

d)     Gedung / Ruang /Peralatan / Fasilitas
            Gedung atau ruang perpustakaan merupakan tempat khusus yang dirancang sesuai dengan fungsi perpustakaan. Untuk itu dalam merencanakan gedung atau ruangan sebaiknya meibatkan pengelola perpustakaan. Letak gedung atau ruang sebaiknya di lokasi yang strategis dan aksesebel (mudah dijangkau alat transportasi umum).

e)      Manajemen
Manajemen adalah kebutuhan pokok sebagai salah satu syarat pendirian perpustakaan, karena minimal berfungsi sebagai perencana (planning), pengorganisaasian (organizing), pengawasan (controling).

f)        Dana / Anggaran
            Bab X pasal 39 (1) Pendanaan perpustakaan menjadi tanggung jawab penyelenggara perpustakaan. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran perpustakaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

g)      Pelayanan Teknis dan Pelayanan Perpustakaan
            Pelayanan perpustakaan apabila ditinjau dari kegiatannya maka terdapat dua jenis layanan di perpustakaan yaitu layanan teknis yang meliputi pengolahan dan pelayanan perpustakaan sebagai layanan pengguna. Sedangkan apabila ditinjau dari sistemnya terdapat 3 jenis layanan yaitu (1) open access; (2) close access; (3) mixed services.

h)      Kerjasama
Perlunya kerjasama antar perpustakaan untuk  memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan pemustaka. Sementara pada sisi lain mahalnya harga buku serta terbatasnya tenaga kepustakawanan, maka diperlukan kerjasama baik dengan sesama bidang studi atau bidang lain.


BAB III
PEMBAHASAN



1.               Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tanpa pengguna perpustakaan tidak akan hidup. Perpustakaan memiliki misi utama sebagai  wadah pelestarian pengetahuan yang disimpan dan dijaga untuk dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Dalam makalah ini kita dapat melihat pentingnya pengguna perpustakaan di perguruan tinggi dalam melayani dan mempertimbangkan bagaimana pengguna perpustakaan perguruan tinggi menjadi pusat perhatian. Tujuan adanya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan pelayanan kepada sebagian besar mahasiswa yang membutuhkannya. Akses layanan yang diberikan berupa  buku teks, bantuan permintaan informasi, penyediaan tempat untuk belajar, dan membantu dalam temu kembali informasi yang berbasis computer.
Pengguna merupakan focus utama dalam kegiatan layanan di perpustakaan. Pustakawan perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pengguna serta memberikan pendidikan pengguna tentang bagaimana cara memberikan layanan yang baik pada sebagian besar mahasiswa untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan perguruan tinggi agar mampu menjadi “The heart of the university. Dengan menyediakan manajemen yang sesuai dengan layanan, pustakawan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan, hal ini berguna dalam memanfaatkan teknik penggunaan teknologi. Sebelum perpustakaan berkembang, penggunaan teknologi hanya dimanfaatkan pada sector industry dan komersial. Kualitas pemahaman manajemen mutu yang paling mendasar dan banyak diterima adalah: Kesesuaian kualitas dengan persyaratan pelanggan dan kualitas adalah kesesuaian untuk tujuan pelanggan. Kedua definisi ini menekankan bahwa pelanggan di perpustakaan secara terminology itu adalah ‘user’, yang menjadi focus kualitas sebuah penelitiaan manajemen mutu. Namun, sebelum dilakukan penelitian perlu diketahui tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan pengguna perpustakaan, dan penting juga untuk mengetahui siapa pengguna tersebut.
Berbicara mengenai pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi memang tidak sulit menjawabnya. Tentu saja civitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
• Mahasiswa
• Mahasiswa Pascasarjana
• Mahasiswa dan staf yang sedang melakukan penelitian
• Dosen
·   Tenaga teknis non edukatif
• Staf Riset
• manajemen Universitas, termasuk, misalnya, kepala departemen akademis serta manajemen   senior
·   Pengguna dengan kebutuhan khusus
• Alumni
• Anggota komunitas bisnis local
• Para anggota masyarakat (termasuk kelompok masyarakat terorganisir)
• Para dewan pendanaan pendidikan tinggi (yang menyediakan sebagian besar pendanaan dan akuntabilitas untuk itu)
• Pemerintah
• Masyarakat perpustakaan lokal atau regional, termasuk perpustakaan khusus, umum dan perpustakaan perguruan tinggi yang mengadakan perjanjian kerjasama
• Komunitas penelitian nasional dan internasional, terutama dalam kaitannya dengan koleksi khusus atau layanan
·   Komunitas perpustakaan nasional dan internasional
·   Pustakawan

Mahasiswa
Masyarakat mahasiswa di berbagai tingkat pada lingkungan Perguruan Tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung. Mereka itulah yang mempunyai hak utama untuk memanfaatkan segala fasilitas di perpustakaan. Tanpa dituntut persyaratan lebih lanjut asal seorang mahasiswa telah terdaftar di lingkungan perguruan tinggi bersangkutan. Minimal hanya datang dan membaca di tempat. Sedangkan untuk pemanfaatannya lebih jauh mereka dikenakan persyaratan administratif ringan yang sifatnya pengamanan dan ketertiban. Sebab perpustakaan itu mahal harganya.
            Mahasiswa merupaka kelompok pengguna terbesar  di suatu universitas. Di masa lalu, mahasiswa sering dianggap sebagai kelompok yang homogen. Perkembangan pendidikan di masa sekarang berupaya untuk memperluas partisipasi perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini memungkinkan bahwa perlunya sebuah perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Koleksi yang tersedia di perpustakaan perguruan tinggi disesuaikan dengan setiap program studi yang ada. Dengan kata lain, kebutuhan sumber informasi mahasiswa sangat membantu dalam pencarian literasi bahan kuliah. Perlunaya kesadaran mahasiswa untuk dapat memanfaatkan perpustakaan pada waktu-waktu senggang ketika tidak ada kuliah sehingga mereka lebih mampu mengeksplorasi literature yang lebih lengkap.
Mahasiswa membutuhkan banyak literature informasi, maka pengelola perpustakaan juga harus menyesuaikan dengan kebutuhannya. Meraka tidak lantas terpaku pada bahan perpustakaan yang ada tetapi juga harus menyediakan literaratur lain sesuai yang mahasiswa inginkan.
Mahasiswa sering melihat perpustakaan sebagai tempat utama dimana mereka bisa mendapatkan informasi sekaligus belajar, meskipun hal ini akan tergantung pada faktor-faktor lain seperti kedekatan akomodasi dan kesesuaian. Sebagai contoh seseorang yang sudah berkeluarga, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk berlama-lama di lingkungan kampus. Kebanyakan dari mereka juga tidak dapat mengoptimalkan perpustakaan yang tersedia. Maka dari itu perpustakaan perguruan tinggi berupaya untuk memeberikan layanan khusus dengan cara membuka perpustakaan pada akhir pekan. Di universitas Inggris Barat (UWE) anggota staf perpustakaan ditunjuk untuk bertanggung jawab atas layanan yang ditujukan kepada para mahasiswa yang menempuh pendidikan paruh waktu.
Mahasiswa menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk belajar, mereka mengharapkan berbagai layanan.  Kebanyakan mereka menginginkan ruang belajar khusus yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana diskusi. Selain itu memerlukan ruang penelitian yang dilengkapi dengan sarana workstation computer, yaitu sebuah ruangan yang fleksibel. Mahasiswa juga membutuhkan layanan fotokopi untuk bahan-bahan referensi yang tidak dapat di pinjam.

Mahasiswa pasca sarjana
Sebagian besar mahasiswa pascasarjana lebih banyak memiliki pengalaman dalam memanfatkan perpustakaan perguruan tinggi daripada mahasiswa S1 maupun D3. Rata-rata mahasiswa pascasarjana lebih tua dari mahasiswa S1 maupun D3 dan kebanyakan dari mereka sudah banyak yang sudah bekerja. kebutuhan subjek informasi antara mahasiswa pascasarjana dan mahasiswa S1 atau pun D3 juga berbeda. Mahasiswa pascasarjana cenderung memanfaatkan literature berkala yang di eksplorasikan pada abstrak dan index baik kertas atau elektronik. Selain itu, mahasiswa pascasarjana dapat membuat tuntutan yang berbeda pada perpustakaan untuk ruang belajar, karena mereka terlibat dalam penelitian individu atau kelompok.

Penelitian mahasiswa dan staf
Mahasiswa yang melakukan penelitian di Universitas memerlukan seorang asisten peneliti, dan penelitian yang didanai oleh pihak yang bersangkutan. Penelitian mereka harus asli, dan berkaitan dengan masing-masing program studi yang ditempuh. Dalam hal ini perpustakaan perguruan tinggi menyediakan spesialisasi koleksi bahan-bahan asli yang relatif langka dan sulit untuk ditemukan. Sebagai contoh penelitian seni dan humaniora, penelitian mereka didasarkan pada koleksi perpustakaan spesialis dan arsip.

Dosen
Kelompok masyarakat pengguna ini meskipun jumlahnya tidak sebanyak mahasiswa, namun secara fungsional mereka mempunyai potensi yang besar terhadap pemanfaatan perpustakaan. Sebagai staf akademik tentu banyak berhubungan langsung dengan bahan informasi yang tepat untuk mempersiapkan perkuliahan-mengajar. Kegiatan penelitian yang memang sudah menjadi salah satu pekerjaan dosen, sangat banyak membutuhkan informasi kepustakaan.
Sebagian besar staf di universitas memiliki kewajiban untuk melakukan  pengajaran dan memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian. Pengajaran dan penelitian saling berkaitan satu sama lain, dari hasil penelitian yang dilakukan akan digunakan sebagai bahan dalam pengajaran, setiap staf memiliki kebutuhan informasi yang berbeda satu sama lain. Perpustakaan perguruan tinggi dapat mendukung proses pengajaran di perguruan tinggi. Selain itu, setelah perkembangan teknologi kini metode pembelajaran memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, hal ini juga telah merubah konsep perpustakaan menjadi perpustakaan berbasis teknologi. Perpustakaan perguruan tinggi secara umum menyediakan daftar bacaan sesuai kebutuhan pengguna atau pemustaka termasuk juga staf pengajar. Adakalanya kebutuhan informasi staf dan mahasiswa ada kesamaan sebagai persyaratan penelitian.

Tenaga Teknis Non Edukatif
            Kelompok masyarakat ini juga dikenal sebagai karyawan administrasi. Tugasnya ialah membantu dan menunjang kelancaran kerja organisai atau lembaga. Karena sifat pekerjaannya yang tidak terlalu banyak memerlukan kemampuan profesional yang memerlukan pemikiran optimal. Dalam arti bahwa kegiatanya lebih banyak bersifat rutin. Kelompok pengguna ini pada umumnya tidak perlu mempergunakan bahan informasi akademik seperti yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen maupun staf fungsional lainnya. Bagi mereka cukup disediakan bahan-bahan yang bersifat menghibur maupun bahan-bahan yang bersifat ringan. Tetapi memang ada juga sebagian dari mereka yang memiliki jiwa ilmuwan , artinya haus akan bacaan akademik untuk mengembangkan kemampuan daya nalarnya tetapi jumlahnya tidak banyak.

Masyarakat Luar
            Perpustakaan pada dasarnya terbuka untuk umum, artinya tidak membatasi kelompok penggunanya hanya dalam lingkungan sendiri saja. Demikian juga masyarakat bebas dari manapun asalnya seperti misalnya dari perguruan tinggi lain. Paling tidak mereka berhak datang dan membaca bahan bacaan ditempat. Tidak diperkenankan meminjamnya
            Perpustakaan perguruan tinggi memiliki sejumlah koleksi baik untuk kepentingan khusus maupun untuk kepentingan penelitian. Pada perpustakaan perguruan tinggi menyediakan informasi dari berbagai segi termasuk dari koleksi yang berbasis kesehatan. Sebagai contoh, beberapa kelompok bidang kesehatan memilih perpustakaan perguruan tinggi sebagai tempat terbaik dalam menemukan sumber informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan praktik. Layanan yang diberikan biasanya tidak gratis, biaya itu sendiri ditetapkan secara individual atau mungkin biaya kelompok. 

Pendidikan Jarak Jauh
            Beberapa tahun terakhir ini pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat terutama pada tinggat pascasarjana. Dukungan dari peserta didik jarak jauh merupakan masalah utama bagi perpustakaan, untuk memberikan dukungan efektif untuk peserta didik jarak jauh.

Pengguna Dengan Kebutuhan Khusus
            Dalam hal ini tidak bisa diasumsikan bahwa semua pengguna dapat mengakses layanan dengan cara yang sama. Setiap orang mempunyai kebutuhan, khususnya bagi pengguna memiliki gangguan penglihatan, gangguan telinga, gangguan motorik dan gangguan-gangguan yang lainnya. Berdasarkan Undang-undang tahun 1995 mengenai Diskriminasi kecacatan yang berisi kewajiban perpustakaan menyediakan layanan untuk memperhatikan kebutuhan agar dapat direspon oleh semua pengguna. Pentingnya perpustakaan perguruan tinngi dalam menyediakan layanan yang dapat diakses secara keseluruhan untuk setiap anggota universitas.

Perpustakaan Lain
            Apabila pada suatu perpustakaan seseorang tidak dapat menemukan bahan informasi yang dicarinya, maka perpustakaan tersebut berusaha mencari bahan tersebut ke perpustakaan lain yang lebih lengkap. Bukan orang – perorang yang meminjam secara langsung kepada perpustakaan terakhir itu, tetapi perpustakaan pertamalah yang meminjamnya. Inilah yang disebut dengan saling pinjam antar perpustakaan. Demikian sedikit banyak pembahasan mengenai siapa saja yang berhak menggunakan Perpustakaan Perguruan Tinggi, serta apa saja yang bisa didapatkan di perpustakaan tersebut.

2.            Proses Interaksi Pengguna dan Pemustaka di Perpustakaan Perguruan Tinggi
Pengguna perpustakaan merupakan barometer keberhasilan suatu perpustakaan. Pengguna merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu system perpustakaan. Pengguna (User) secara tidak langsung adalah tujuan dari system perpustakaan. Fleming (1990) secara tegas mengatakan bahwa pengguna adalah mereka yang menerima manfaat utama dari suatu system informasi yang diciptakan. Suatu perpustakaan dibentuk dengan tujuan utama untuk memberikan layanan atas kebutuhan informasi penggunanya. Oleh karena itulah pemahaman mengenai pengguna sangat diperlukan dalam kaitannya dengan proses interaksi yang terjadi di perpustakaan.
Perpustakaan perlu mengetahui beberapa karakteristik pengguna terutama dalam menunjang aktivitasnya. Penna (1988) mengungkapkan karakteristik tersebut adalah :
  • Individual or group yaitu apakah si pengguna datang ke perpustakaan sebagai individu atau sebagai suatu kelompok
  • Place of learning, yaitu tempat yang biasa digunakan oleh pengguna untuk membaca buku atau belajar
  • Social situation, yaitu aspek sosial dari pengguna perpustakaan
  • Leisure or necessity factor, yaitu apakah pengguna berkunjung ke perpustakaan untuk sekedar mengisi waktu luang atau karena dia membutuhkan buku atau informasi tertentu
  • Subject of study, yaitu bidang apa yang sedang didalami pengguna. Apakah dia sedang menulis mengenai suatu subjek tertentu yang sangat khusus, atau sedikit lebih luas
  • Level of study, yaitu tingkat pendidikan pengguna. Kebutuhan mahasiswa S1 tentu berbeda dengan kebutuhan mahasiswa tingkat S2 atau S3
  • Motivation, yaitu sejauh mana keinginan dan antusiasme pengguna dalam memanfaatkan layanan perpustakaan

Pengguna berkunjung ke perpustakaan karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi. Ada tiga kebutuhan yang sering ditemui pada pengguna perpustakaan menurut Fisher (1988) antara lain :
  • Need for information , merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum
  • Needs for material and facilities, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan buku-buku atau bahan pustaka lain, serta kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar
  • Needs for guidance and support, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk yang memudahkan pengguna mendapatkan apa yang diinginkan.

Menurut Sulistyo-Basuki, adapun kajian pengguna memiliki 3 tujuan omprehensif yakni :
Analisis kebutuhan
Yang dikaji adalah jenis dan sifat informasi yang dicari dan diterima dari titik pandang kuantitatif dan kualitatif.
Analisis prilaku informasi
Analisis ini menunjukkan bagaimana kebutuhan informasi dipenuhi. Analisis ini menjelaskan konteks jasa dan produk yang disajikan, menjelaskan kondisi yang dihadapi, serta menunjukkan tipe kesiapan dan atau pelatihan untuk pemakai.
Analisis motivasi dan sikap
Kajian ini mencakup nilai yang dinyatakan pengguna, baik diungkapkan secara terbuka atau harapan yang tersembunyi tenteng informasi dan aktivitas berkaitan. Citra pengguna tentang jasa dan spesialis informasi dan sebagainya. Kajian mengenai hal ini akan mengungkapkan alasan yang dalam mengenai prilaku dan kebutuhan khusus pengguna.

3.            Menciptakaan Hubungan Baik dengan Pengguna
Sebagian besar pekerjaan pustakawan adalah membangun hubungan baik dengan pengguna, karena bisnisnya adalah kepuasan pengguna. Pustakawan harus dapat mengidentifikasi kebutuhan, keinginan serta cara pemenuhan kebutuhan pengguna, seperti informasi apa, untuk siapa, kapan, di mana dan bagaimana. Artinya pustakawan harus berpikir dari sudut pandang pengguna, sehingga memahami apa yang diharapkan pengguna darinya. Ketika pengguna datang ke perpustakaan, mereka berharap pustakawan akan mengambil alih tanggung jawab pemenuhan harapannya. Sebagai contoh ketika seorang pengguna datang untuk mencari informasi, tentu dia menginginkan cepat, mudah, dan lengkap sesuai harapan. Dia tidak perlu bertanggung jawab pada bagaimana agar informasi itu dapat tersedia dalam cara dan bentuk yang diinginkan tapi bagaimana memperolehnya.
Pengguna juga berharap pustakawan bersikap positif terhadap beragamnya dan bervariasinya keinginan, kebutuhan, harapan dan cara pemenuhannya. Lebih dari itu dalam menciptakan hubungan baik dengan pengguna, berkata dan bersikap santun adalah jalan yang terbaik. Semua orang senang dihargai, dan santun adalah salah satu cara menghargai orang. Berkata yang baik-baik dan diucapkan dengan cara yang baik pula akan membuahkan hasil yang positif bagi pencitraan pustakawan.

4.            Peranan Pengguna Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Perpustakaan
Sebuah organisasi atau lembaga termasuk dalam hal ini perpustakaan dikatakan bermutu apabila kualitas pelayanan yang diberikan kepada public telah memperoleh pengakuan dari pengguna. Kualitas tersebut dapat dicapai oleh sebuah perpustakaan manapun termasuk perpustakaan perguruan tinggi, dengan cara kerja keras , sehingga prestasi kerja lebih maksimal. Jika sebuah perpustakaan perguruan tinggi dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pengguna, maka secara implicit pustakawan dan staf administrasi di perpustakaan tersebut berkualitas. Dengan adanya pelayanan yang berkualitas oleh pustakawan perguruan tinggi, maka dapat meningkatkan jumlah pengguna di perpustakaan sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaganya dapat tercapai.
Perpustakaan yang baik dapat diukur dari keberhasilannya dalam meningkatkan jumlah pengguna dan dalam menyajikan pelayanan yang bermutu kepada pengguana atau pemakainya, Semakin tinggi penghargaan yang diberikan pada sebuah perpustakaan, lengkapnya fasilitas yang ada, besarnya dana yang disediakan, banyaknya tenaga pustakawan, besar kecilnya gedung yang dimiliki serta banyaknya koleksi, tidak berarti apa-apa bila perpustakaan tersebut tidak mampu meningkatkan jumlah pengunjung. Dengan demikian, pengguna merupakan salah satu sumberdaya lain dalam organisasi perpustakaan yang memungkinkan perpustakaan dapat berperan secara optimal.
Peran pengguna memang sangat diperlukan bagi perpustakaan perguruan tinggi. Peran yang utama adalah sebagai pemustaka yang akan memenuhi kebutuhan akan informasinya. Dengan kata lain keberadaan pengguna di perpustakaan perguruah tinggi diperlukan untuk mendayagunakan bahan pustaka secara maksimal, sehingga bahan pustaka tidak hanya disimpan saja tetapi dimanfaatkan secara optimal.

5.            Mengukur Tingkat Kepuasan Pengguna
            Mengingat adanya perbedaan kelompok pengguna dan perbedaan perspektif dari masing-masing. Hal ini jelas penting bagi pengelola perpustakaan untuk menyeimbangkan kebutuhan yang sesuai dengan pengguna, dengan cara menyediakan informasi yang up to date, agar pengguna merasa puas. Selain itu dilakuakan survai khusus untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna, Cara lain yang dapat dilakukan untuk menilai tingkat kepuasan pengguna adalah:
  1. Perpustakaan perguruan tinggi secara resmi memiliki KOMITE, dimana kebijakannya diserahkan kepada pustakawan. Sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa, termasuk juga dosen.
  2. Sebagian besar mahasiswa memanfaatkan layanan perpustakaan untuk mendapatkan bahan atau subyek khusus, dalam pemenuhan kebutuhan akan informasinya.
  3. Sebagian besar staf memanfaatkan layanan perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan semi-formal.
  4. Disediakan sarana keluhan yang disertai dengan prosedur yang jelas untuk dapat merespon keluhan pelapor.
  5. Staf  perpustakaan dan pengguna secara langsung saling berhubungan, yang bertugas memantau tingkat kepuasan pengguna.
  6. Statistik kinerja dapat dipantau untuk melihat sinyal peringatan yang mampu mengidentifikasi bidang masalah. Sebagai contoh, adalah perjanjian batas waktu kerjasama antar perpustakaan.
7.      Kualitas formal dan proses jaminan kualitas untuk semua lembaga memiliki pertimbangan sumber belajar, termasuk layanan perpustakaan yang menyediakan sumber informasi dan berguna untuk data kepuasan pelanggan.
8.      Akhirnya apabila mahasiswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, meraka akan sadar diri untuk datang ke perpustakaan. Yang perlu dilakukan adalah menjaga kontak dekat dengan staf yang berada di garis depan pelayanan. Mereka akan tahu betul apa saja masalah (rasa ingin tahu yang tinggi)yang sering terjadi dan mereka harus didorong untuk membawa mahasiswa lebih maju.

Mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan komunikasi, kemampuan berhitung, kemampuan penggunaan TI dan "belajar cara belajar". Untuk mengembangkan berbagai "keterampilan informasi" mahasiswa diharapkan mampu memahami berbagai keterampilan yang lebih luas akan teknologi informasi.
Kewajiban utama bagi pustakawan akademik adalah mengetahui kurikulum sehingga koleksi yang ada dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa. Hal ini dapat menarik para mahasiswa untuk datang ke perpustakaan. Jadi, misalnya, mahasiswa mendapatkan tugas dari dosen yang memerlukan sumber dokumen yang relevan dari berbagai literature, mereka dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber referensi. Untuk kegiatan tersebut diperlukan adanya kerjasama antara pustakawan dan staf pengajar.


BAB IV
PENUTUP



1.      KESIMPULAN
Pada dasarnya Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah pusat pelayanan dan informasi. Untuk itu setiap pengunjung terutama civitas akademik, berhak mengetahui palayanan dan informasi apa saja yang dapat diperoleh di Perpustakaan Perguruan Tinggi Tersebut. Sehingga nantinya para pengguna perpustakaan benar-benar dapat merasakan manfaat dari keberadaan sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi yang ada dilingkungan studi mereka. Sebuah perpustakaan juga tidak akan hidup jika tidak ada pengguna, oleh karena itu keberadaan pengguna sangat menunjang keberhasilan dari suatu perpustakaan perguruan tinggi, dalam hal ini pengguna yang sangat berpengaruh adalah mahasiswa, dosen, staff, senat alumni, bahkan masyarakat umum. Perpustakaan perguruan tinggi ada untuk melayani penggunanya khususnya sebagian besar adalah mahasiswa, tetapi populasi pengguna semakin heterogen. Ketika perpustakaan akademis bisa berasumsi bahwa penggunanya adalah sarjana yang mengejar kepentingan penelitian dan mengajar. Pengguna pada saat ini dapat memaksimalkan secara penuh atau pun paruh waktu, dapat belajar  jarak jauh dari perguruan tinggi local. Dalam upaya untuk memberikan layanan yang tepat, sangat penting bahwa kebutuhan semua pengguna yang berbeda-beda diperhitungkan dan bahwa perpustakaan memberikan bagian dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan keterampilan informasi, dalam memungkinkan user untuk membuat sebagian besar dari mereka berinteraksi dengan sumber informasi.

2.      SARAN
Keberlangsung berbagai bentuk kegiatan di sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi sangat tergantung kepada berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga bermanfaat untuk banyak pihak. Adanya Koleksi, tenaga, tempat, sistem, dan peralatan bersatu dalam kesepakatan untuk menyajikan informasi sesuai dengan permintaan pengguna (user) perpustakaan. Sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal.


Daftar Pustaka


Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Brophy, Peter. 2002. The Academic Library. London: Facet Publishing

Martono. I987. Pengetahuan Dokumentasi Dan Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi. Jakarta: Karya Utama

Pawit. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara

Yuniwati BYM. 2010. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Pedoman, pengelolaan dan standardisasi. http://yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2010/01/06/perpustakaan-perguruan-tinggi-pedoman-pengelolaan-dan-standardisasi/. 2010. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011
Mengenali Lebih Dekat Perpustakaan Perguruan Tinggi Atau Universitas. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=MENGENAL%20LEBIH%20DEKAT%20PERPUSTAKAAN%20PERGURUAN%20TINGGI%20ATAU%20UNIVERSITAS&&nomorurut_artikel=341. Diakses pada tanggal 18 Maret 2011
Sugeng Priyanto, SS. Program Pendidikan Pengguna di Perpustakaan Perguruan Tinggi: Manfaat dan Problemnya.

Sunday, 20 March 2011

Promosi Perpustakaan Sekolah


 Rizki Eliani
Ilmu Perpustakaan - UNDIP

1.      Promosi Perpustakaan Sekolah
Kedatangan pemustaka ke perpustakaan merupakan tolak ukur pemanfaatan dan keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus dapat menunjukkan tampilan yang elegan, cantik, cerdas, menarik serta memberikan layanan yang ramah kepada pemustaka karena keberhasilan perpustakaan diukur dengan tingkat kedatangan pemustaka dan tingkat keterpakaian koleksinya. Persoalannya bagaimana pemustaka mengetahui ketersediaan koleksi dan aktivitas perpustakaan yang diharapkan dapat membantu dalam perolehan informasi. Ada pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”; sehingga perpustakaan perlu memperkenalkan diri dengan segala aktivitasnya kepada pemustaka melalui promotion of library.
Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk siswa dan guru untuk berekreasi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Rangkaian kegiatan perpustakaan dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas, dan produk/layanan yang disediakan. Karena sarana yang sangat menunjang untuk kemajuan Pendidikan dalam Sekolah adalah Perpustakaan sekolah. Mulai dari sistem yang digunakan dalam perpustakaan tersebut sampai bagaimana media promisi perpustakaan tersebut. Sehingga media promosi dan tujuan dari perpustakaan dapat sejalan dengan kurikulum sekolah. Promosi dilakukan untuk meningkatkan minat para siswa baru dan lama yang agak jarang memanfaatkan pelayanan perpustakaan di sekolahannya. Bila promosi dijalankan dengan baik sesuai dengan programnya, maka perwujudan dari fungsi informatif  akan berjalan dengan baik, baik  di dalam maupun di luar sekolah. Sehingga dapat menumbuhkan kesadaran akan keberadaan perpustakaan, sampai kepada tindakan untuk memanfaatkannya.

2.      Tujuan Promosi Perpustakaan Selolah

Menurut Jerome dan Andew tujuan dari promosi adalah untuk :
1.      Menarik perhatian, artinya berupaya agar produk yang ditawarkan dapat menimbulkan rasa;
2.      Ketertarikan pelanggan / seseorang;
3.      Menciptakan kesan, artinya bagaimana agar pemakai memiliki kesan yang baik terhadap produk kita;
4.      Membangkitkan minat, dengan tampilan yang menarik dan menimbulkan kesan yang baik maka akan dapat meningkatkan minat seseorang untuk mengetahui lebih lanjut serta mempergunakan, memanfaatkan produk yang telah ditawarkan;
5.      Memperoleh tanggapan, dengan promosi yang dilakukan diharapkan muncul tanggapan dalam hal ini tentunya tanggapan yang positif.
Stanley menjelaskan bahwa tujuan promosi adalah untuk :
1.      Mempengaruhi pengetahuan;
2.      Mempengaruhi sikap dan perilaku;    
3.      Membujuk untuk menerima konsep;
4.      Pelayanan;
5.      Meperkenalkan ide / barang yang dipromosikan.
Tujuan utama promosi perpustakaan adalah untuk menyadarkan masyarakat pengguna tentang pentingnya perpustakaan bagi kehidupan, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Pada dasarnya segala daya dan upaya yang dilakukan melalui promosi dalam dunia perpustakaan memiliki sasaran untuk: meningkatnya pengunjung perpustakaan; meningkatnya buku yang dipinjam serta meningkatnya pemanfaatan koleksi maupun sumber daya yang ada di perpustakaan. Yang dimaksudkan agar semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk para siswa/pemakai diketahui secara utuh dan jelas oleh masyarakat. Selanjutnya mendapat respon atau tanggapan oleh  mereka. Bentuk respon tersebut diharapkan seperti yang diharapkan oleh pengelola perpustakaan. Dan pada akhirnya penyelenggaraan perpustakaan yang cantik, cerdas dan layanan yang ramah dapat menumbuhkan budaya baca bagi masyarakat.

3.      Sasaran Promosi Perpustakaan Sekolah
Mempublikasikan atau memasyarakatkan dan sosialisasi perpustakaan sekolah mempunyai beberapa sasaran yaitu:
1.      Menginformasikan, atau mrmberitahukan supaya masyarakat sekolah tahu dan kenal;
2.      Mengingatka, agar masyarakat sekolah selalu ingat;
3.      Menarik perhatian, agar masyarakat sekolah tertarik kepada perpustakaan.

4.      Unsur – unsur Promosi  Perpustakaan Sekolah
Agar promosi perpustakaan sekolah dapat berjalan dengan baik maka diperlukan beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      Bahan Pustaka merupakan unsur penting artinya koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan sebagai bahan promosi (tercetak, elektronik, web);
2.      Layanan / Jasa merupakan jenis layanan yang ada dan diberikan oleh perpustakaan;
3.      Petugas adalah pengelola perpustakaan yang tahu persis tentang kondisi perpustakaan serta sebagai pelaksana dalam pembuatan sarana promosi;
4.      Pemustaka dahulu dikenal dengan pengguna merupakan orang yang memanfaatkan          perpustakaan, sebagai sasaran dari promosi;
5.      Media/Chanel adalah saluran atau peralatan yang dipakai sebagai sarana penyampaian promosi;
6.      Sarana/Prasarana merupakan peralatan yang tersedia dalam pelayanan perpustakaan.


Hal lain yang harus diketahui untuk mempromosikan perpustakaan adalah unsur-unsur promosi seperti di bawah ini :
- Attention/perhatian                                        - Action/tindakan
- Interest/ketertariakan                                    - Satisfy/kepusan
- Desire/keinginan
5.      Bentuk-Bentuk Promosi
Ada beberapa macam bentuk yang dapat dilakukan sebagai  sarana promosi perpustakaan sekolah, antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Brosur adalah salah satu bentuk promosi yang berupa kertas cetakan/lembaran yang isinya mencakup petunjuk umum tentang perpustakaan; informasi tentang koleksi, daftar bacaan yang menarik, petunjuk tentang  subyek tempat; informasi tentang jenis perpustakaan.
2.      Poster merupakan salah satu media promosi yang biasanya menggunakan kertas ukuran besar (A3 atau A2) isinya selain tulisan juga ada gambar. Poster ini dibuat dengan tujuan untuk menarik perhatian atau mencuri perhatian sekilas dari orang yang lewat diseputar pemasangan poster. Poster yang dibuat dengan mencantumkan nama jasa, alamat, telepon, jam buka, jasa apa yang ada serta ditujukan untuk siapa saja.
3.      News Letter merupakan salah satu media yang digunakan untuk memberikan informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur. Isinya tentang berita atau artikel-artikel singkat. Dalam news letter secara tetap harus memuat : editorial, informasi singkat dan rinci tentang layanan, kegiatan, koleksi terbaru, fasilitas dan peraturan perpustakaan memberi juga ilustrasi atau gambar yang menarik atau kuis-kuis.
4.      Pembatas Buku = bookmark  merupakan salah satu promosi yang digunakan dan untuk sarana memberi tanda pembatas pada halaman-halaman buku, tujuannya untuk memberi batasan pada halaman yang sudah dibaca dan nanti akan dibaca kembali, agar menarik dapat diberi logo atau gambar-gambar yang menarik.
5.      Terbitan Khusus Perpustakaan merupakan promosi yang berbentuk sebuah terbitan yang dilakukan oleh perpustakaan sendiri, seperti buku panduan penggunaan perpustakaan = booklet, kalender perpustakaan (isi-nya kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan).
6.      Pameran Perpustakaan, merupakan kegiatan promosi perpustakaan dengan maksud menarik perhatian banyak orang (massa) termasuk promosi yang paling jitu untuk menjaring orang. Selain menarik lebih banyak orang juga efektif untuk memperkenalkan layanan yang dibrikan oleh perpustakaan.
7.      Pameran buku merupakan sarana penyampaian informasi kepada jumlah besar. Pameran hendaknya bersifat visual (disertakan foto jasa perpustakaan) dan pustakawan dapat memberikan jasa ditempat (nasihat informasi). Juga ada pameran koleksi buku atau koleksi yang bertepatan dengan perayaan (hari kemerdekaan misalnya) maupun tema tertentu.
8.      Ceramah merupakan kegiatan dimana satu atau dua orang berbicara dalam forum tertentu sedangkan yang lain (audience) mendengarkan. Isi pembicaraan berkisar tentang kondisi dan layanan perpustakaan serta kepustakawanan atau how to use the library. Ceramah bisa dilakukan sebagai salah satu sarana user education.
9.      Seminar merupakan kegiatan yang dilakukan seperti ceramah hanya diperlukan persiapan yang lebih lama serta lebih luas cakupannya. Dengan mengundang berbagai tokoh figure public, seperti pengarang atau penulis.
10.  Facebook, menjadi sarana pemberitaan informasi mengenai berita-berita terbaru di perpustakaan sekolah yang dapat dilakukan melalui internet, selain itu Facebook juga dapat berkomunikasi dengan berbagai orang di penjuru dunia, bahkan dengan teman lama dll.
11.  Mading, merupakan media promosi yang memberikan informasi kepada para siswa dengan memajang daftar bahan pustaka baru maupun dalam bentuk  resensi buku.
12.  Gantungan kunci,  merupakan media promosi yang memberikan cendera mata (kenang-kenangan) untuk para  siswa. Memang media ini sangat kurang sering digunakan untuk promosi perpustakaan pada umumnya.
13.  Radio sekolah, merupakan sarana promosi yang sangat komunikatif dimana para siswa dapat memberikan kritik dan saran untuk perpustakaan sekolah secara langsung melalui kartu request yang dapat diambil di perpustakaan maupun dengan telefon.
14.  Map khusus perpustakaan, dibuat untuk memberikan ciri khusus akan perpustakaan.
15.  Mengadakan kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat sekolah, seperti lomba, bercerita/dongeng, penelusuran informasi, menulis artikel, abstrak, membuat resensi buku, melukis, mengarang tentang subjek-subjek tertentu yang sedang hangat (in) di sekolah, wisata perpustakaan, bazar, pemutaran film, dll.

6.      Sarana Promosi
Di bawah ini ada beberapa kegiatan yang dapat dijadikan sarana promosi perpustakaan:
  1. Menyelenggarakan berbagai pameran buku;
  2. Membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi perpustakaan;
  3. Mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasi dan pamflet yang berkaitan dengan proyek dan program perusahaan memberikan informasi tentang perpustakaan kepada semua karyawan;
  4. Membentuk semacam kelompok “sahabat perpustakaan” bagi para karyawan;
  5. Membuat rambu, tanda, marka yang efektif di dalam dan di luar perpustakaan.

7.  Bahan-bahan Promosi
1.      Koleksi Bahan Pustaka (buku, surat kabar, majalah, jurnal, kliping, bahan audio visual, e-book);
2.      Layanan (Layanan sirkulasi,layanan referens, layanan fotokopi, layanan internet, layanan kelas alternative);
3.      Fasilitas.

8. Strategi Promosi
1.      Membangun komunikasi dengan pemustaka

 Merupakan pemanfaatan ilmu komunikasi dalam segala kegiatan promosi, oleh karena itu diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi dengan pemustaka, lingkungan, fasilitas dan bahan pustaka yang ada. Beberapa sikap dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dengan kemampuan memiliki wawasan yang luas, tingginya integritas dan kemampuan dalam berkomunikasi.

2.       Membangun kerjasama dengan pihak ketiga

Pada dasarnya tidak satupun perpustakaan yang mampu memberikan layanan berupa pemenuhan semua kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu, perlu dibangun kerjasama terutama dalam layanan promosi. Kerjasama dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari atau secara insidentil. Kerjasama dapat dilakukan dengan: instansi terkait (pendidikan, perpustakaan nasional/provinsi/kabupaten/kota, pemerintah, penerbit, toko buku) atau dengan lembaga/orang yang berkompeten dengan perpustakaan (LSM, tokoh masyarakat).

3.      Membuat program promosi

Yang meliputi: penetapan sasaran/prioritas; menentukan prosedur/tindakan serta menyusun rencana kerja. Adapun dalam pembuatan program promosi ini perlu menetapkan pendekatan yang dipakai yaitu : melalui iklan, melalui kontak pribadi atau melalui penciptaan “suasana” (atmosphere), melalui publikasi atau pemberian reward.

4.      Menerbitkan Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah
Buku Pedoman Perpustakaan yang dimaksud berisi informasi tentang kegiatan perpustakaan, jenis layanan, prosedur, koleksi, peraturan dan lain-lain yang berkaitan dengan aktivitas perpustakaan. Buku Pedoman Perpustakaan biasanya merupakan salah satu bab dari Buku Pedoman Sekolah yang bersangkutan, yang diterbitkan setiap tahun ajaran baru yang dibagikan kepada setiap siswa. Penerbitan buku pedoman tersebut dimaksudkan agar semua siswa pada umumnya dan khususnya siswa baru mengetahui esensi dan eksistensi perpustakaan sehingga timbul minatnya untuk berkunjung ke perpustakaan yang pada akhirnya diharapkan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan.

5.      Kontak Perorangan
Promosi secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara
perpustakaan dengan pemakai. Promosi dengan kontak perorangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan, minat dan pribadi pemakai.

Bellardo dan Waldhart (1981) mengemukakan bahwa penelitian mengenai efektifitas teknik-teknik promosi dan komunikasi di bidang kepustakawanan dan informasi telah membuktikan bahwa kontak perorangan dari mulut ke mulut merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dan dalam hal menarik minat pemakai. Bahkan informasi dari mulut ke mulut ini ternyata lebih efektif dari pada pengiriman surat, brosur, pamflet, dan sejenisnya. Kontak perorangan sebagai salah satu teknik promosi yang dilaksanakan di perpustakaan sekolah adalah dalam bentuk ceramah mengenai pendidikan pemakai yang dilaksanakan pada tahun ajaran baru, melalui kegiatan orientasi pendidikan atau pengenalan sekolah yang menitik beratkan pada orientasi perpustakaan sekolah. Materi yang disampaikan berupa pengenalan mengenai tugas, fungsi dan peranan perpustakaan sekolah, peraturan, jenis layanan, koleksi, fasilitas, dan staf dengan sasaran agar siswa memahami bagaimana memanfaatkan perpustakaan.

6.      Menyebarkan brosur
Penyebaran brosur kepada pemakai dimaksudkan agar apa yang ada di perpustakaan sekolah diketahui oleh pemakai, sehingga dengan mengetahui keberadaan perpustakaan sekolah diharapkan akan timbul minat untuk memanfaatkan sumberdaya perpustakaan. Brosur tersebut berisi tentang kegiatan perpustakaan termasuk kekayaan yang ada di dalamnya.

7.      Penataan Kondisi Fisik Perpustakaan (Atmospheric) Kotler (1975)
Mengartikan atmospheric sebagai perancangan lingkungan organisasi yang diperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dampak kognitif dan/atau emosional kepada pasar target, sehingga meningkatkan kepuasan pada waktu membeli atau memanfaatkan produk atau jasa itu. Penataan lingkungan perpustakaan dalam hal ini mencakup penataan interior dan eksterior, termasuk di dalamnya fasilitas yang digunakan untuk menciptakan suasana yang kondusif sehingga pemakai yang datang ke perpustakaan merasa senang, tenang, dan nyaman. Untuk memberikan kegairahan sekaligus suasana yang segar, pada jam tertentu dialunkan musik-musik lembut yang tidak mengganggu bahkan disukai oleh pemakai padasaat belajar di perpustakaan.

8.      Melaksanakan Kegiatan Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di perpustakaan. Tujuan pendidikan pemakai adalah :

a)         Meningkatkan keterampilan pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumberdaya perpustakaan secara mandiri;
b)         Membekali pemakai dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subyek tertentu;
c)         Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan layanan perpustakaan;
d)        Mempromosikan layanan perpustakaan;
e)         Menyiapkan pemakai agar dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK.

Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan pemakai, biasanya menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu :
(1)      Orientasi perpustakaan, yaitu pendidikan pemakai untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada pemakai baru. Pendidikan ini meliputi wisata perpustakaan dan/atau peragaan dengan pustaka pandang dengar mengenai fasilitas dan layanan perpustakaan.
(2)      Pengajaran perpustakaan, yaitu mendidik pemakai agar dapat menggunakan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain.



9.      Kendala dalam Kegiatan Promosi dan Upaya mengatasi kendalakendala dalam promosi perpustakaan sekolah
Kendala dalam kegiatan promosi perpustakaan sekolah meliputi:

1.      Perpustakaan kurang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan.
2.      Lokasi kurang strategis dan gedung kurang representatif.
3.      Masyarakat akademis belum memandang secara benar terhadap tugas, fungsi, dan peranan  perpustakaan sekolah.

Upaya mengatasi kendalakendala dalam promosi perpustakaan sekolah dilakukan melalui kegiatan:
(1)      Meyakinkan pimpinan sekolah tentang essensi perpustakaan sekolah.
(2)      Meningkatkan citra yang positif tentang perpustakaan.
(3)      Menempatkan promosi perpustakaan sebagai salah satu prioritas program perpustakaan.

Oleh karena itulah maka strategi yang matang, terarah, cantik, cerdas, bermutu serta terus menerus harus dilakukan dalam mempromosikan perpustakaan, sehingga fungsi dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat penggunanya. Oleh karena itu peribahasa “tak kenal maka tak sayang” dirubah dengan “semakin dikenal, semakin disayang dan semakin maju”.

10.  Petugas perpustakaan sebagai agen promosi
Sikap pustakawan secara langsung mempengaruhi citra perpustakaan. Jika petugas perpustakaan memperlihatkan sikap yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pemakai, secara tidak langsung ia telah melakukan promosi. 


BAB III
PENUTUP
Perpustakaan sekolah memiki peran penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebagai sarana penunjang pembelajaran, perpustakaan dituntut untuk berperan aktif dalam membantu para siswa , guru dan segenap warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Akhir-akhir ini banyak perpustakaan sekolah yang kurang optimal dalam penyelenggarakan fungsi dan perannya sebagai mana mestinya, oleh kerena itu publikasi sangatlah penting dalam keeksistensian sebuah perpustakaan. Karena publikasi merupakan sarana efektif untuk memperkenalkan, mengajak, dan menghimbau para warga sekolah untuk ikut ambil bagian dalam memanfaatkan perpustakaan agar fungsi perpustakaan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dan tujuan perpustakan pun terwujud demi kelancaran proses pembelajaran di sekolah.


Daftar Pustaka

Rusman. 1991. Perpustakaan Sekolah : Antara Fungsi, Problema dan Pemecahannya.
Media Pembinaan Pendidikan No.15 Juli 1991.
Sulistyo-Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zen, Zulfikar. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Seto Agung.
Jurnal Perpustakaan Sekolah , Tahun  1 - Nomor 1  -   April  2007 
Hari Santoso (2007).” Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah “.http://www.demas.web.id/search/promosi+sebagai+media+pemberdayaan+perpustakaan+sekolah+edisi+tahun+
Yuni Yuven (2009). “Stategi Promosi Layanan Perpustakaan” .http://yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2009/12/14/strategi-promosi-layanan-perpustakaan/
( 21 Mei 2010 )
 Kang Budhi. “Pemasaran Dan Promosi Perpustakaanhttp://kangbudhi.wordpress.com/2007/10/18/pemasaran-dan-promosi-perpustakaan/
( 22 Mei 2010 )
Muhammad Jevi. “Brosur dan Gantungan Kunci Media Promosi Alternatif di SMA N 62 Jakarta http://undipku.wikispaces.com/file/view/HUMAS.pdf       
(21 Mei 2010 )
 “Pemasaran Dan Promosi Perpustakaan” http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/promosi-perpustakaan       
( 21 Mei 2010 )
( 22 Mei 2010 )